Merdeka.com - Bitcoin mengklaim mata uang virtual yang mereka
kelola tetap diminati oleh masyarakat Indonesia. Nominal transaksi per
hari memang masih kecil, tapi dalam tren meningkat.
"Penggunaan Bitcoin di Indonesia cuma 0,05 persen dari transaksi di
dunia. Indonesia kisarannya baru USD 30.000 sampai USD 50.000 per hari,"
kata CEO Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan di Jakarta, Selasa (9/9).
Di Asia dan Eropa Timur, China jadi pengguna Bitcoin terbesar.
Transaksi uang virtual itu di Negeri Tirai Bambu mencapai USD 2 juta per
hari. Berikutnya pengguna paling aktif adalah warga Rusia, dengan
transaksi USD 1 juta saban 24 jam.
Bitcoin sempat menghebohkan publik Indonesia sejak awal tahun ini.
Pemerintah dan Bank Indonesia kompak mencap negatif alat tukar yang
dihasilkan dari penyelesaian algoritma di Internet tersebut.
Gubernur BI Agus Martowardojo menyatakan Bitcoin tidak sah digunakan
sebagai alat tukar. Bank sentral bahkan meminta masyarakat hati-hati
kalau ditawari buat melakukan transaksi menggunakan Bitcoin.
"Statement kita, Bitcoin bukan alat pembayaran yang sah di Indonesia," kata Agus Maret lalu.
Oscar mengaku Bitcoin serius menggarap pasar Indonesia. Mereka
membangun kantor pusat di Kuta, Bali. Di Pulau Dewata, transaksi
menggunakan alat tukar virtual ini sangat tinggi.
Kantor itu bukan untuk menjual Bitcoin, melainkan pusat informasi
bagi calon nasabah yang ingin mendapatkan atau berinvestasi dengan mata
uang virtual tersebut.
Selain itu, penukaran dari Rupiah ke Bitcoin juga tetap marak. Dalam
kurs yang ditetapkan manajemen internasional, 1 Bitcoin setara Rp 5,6
juta.
"Paling banyak online itu di Bali. Di Indonesia fokusnya tapi masih dari Bitcoin ke uang tunai atau sebaliknya," kata Oscar.
MY GRUP,
DEDY APRIANSYAH KESUMA
KLIK DISINI